Senin, 13 April 2009

Aku Mencari

Ternyata masih harus mengalah lagi, ternyata membatunya hati terkalahkan oleh tangis seorang bunda yang mengiba. Hati yang tadi sedingin es, mencair menjadi air dan mengalir menuruni lembah keangkuhan. Tak tega rasa hati membuat bunda menangis pilu menahan rasa sesal yang tak terperi. Harus bagaimana lagi, terpaksa ego kukesampingkan. Kabulkan pinta sang bunda untuk mengalah. Berusaha menerimanya kembali, mencintanya lagi, menyayangnya lagi. Tapi akan sampai dimanakah pengorbanan ini? Akan berapa lamakah jalan ini aku lalui? Akankah ada ujung dari sisi yang tak pasti. Adakah sebuah oase untuk ku beristirahat nanti, dibalik kelelahan yang menggelayut dihati. Yang aku sadari, aku masih disini melangkah sendiri, berusaha jalani apa yang aku mulai. Mungkinkah ini resiko yang harus aku tanggung seorang diri. Apakah ini resiko dari pilihan yang aku buat kemarin. Lelah hati tak bisa kujadikan alasan untuk berlari. Harus kuselesaikan ini hingga berakhir diujung nanti. Tuhan... katakan padaku jika Kau maafkan aku telah sakiti banyak hati, telah tumpahkan banyak air mata, telah membatu hati tanpa bisa disentuh lagi. Tuhan... katakan padaku telah kau sisipkan sebuah rencana indah dibalik semua sedih yang menderaku saat ini. Aku percaya akan akhir yang indah kan datang disaat lelahku sudah memuncak, akan ada sebuah kursi santai dan seseorang yang mempersilahkan aku duduk dengan secangkir teh dan setangkup makanan ringan.

Tidak ada komentar: