Sabtu, 30 Mei 2009

Mengapa harus mengubah?? Bukankah awalny menerima??

Pernah berpikir ketika kau jalani suatu hubungan dengan seseorang, ada hal-hal yang harus berubah. Seperti kebiasaan misalnya. ya, mungkin agak aneh knapa hal sperti ini dipertanyakan. Pada mulanya ketika seorang pria mendekati seorang wanita, ia terlihat begitu baik, pengertian, sangat memahami sang wanita. Pria berusaha melakukan hal-hal yang membuat wanita begitu bahagia, melayang dan lupa klo sbenarnya dia masih berpijak dibumi.

Ok.... Pada awalnya dia memang sangat memujamu, membutuhkan keberadaanmu. Perhatiannya tertumpah hanya padamu, he love you soo. Dia khawatir jika kau tak angkat telponnya atau tak membalas smsnya dengan segera. Bisa-bisa ada puluhan missed called dan belasan sms dihpmu saat kau melihatnya. Emm... wanita mana yang tidak meleleh klo diberi perhatian seperti itu, tapi sadarkah kalau itu hanya berlaku dipermulaannya saja, berikutnya...(who knows). Dia suka sekali memberi perhatian-perhatian kecil yang membuatmu tersenyum seharian. Dia begitu manis dan lembut padamu.
  
Namun stelah wanita ada digenggaman pria, aturan mulai berlaku. Pergi kmanapun harus lapor (kau bahkan tak pernah pamit ada orang tuamu, tapi buat si dia hal ini pun kau lakukan). Bahkan untuk sekedar makan di mall dengan sahabat-sahabatmu, kau harus izin dengannya jika tak ingin beradu argumen dengannya. Dia bahkan mulai mengatakan apa yang bagus untuk kau kenakan saat jalan dengan atau tanpa dia. Dia juga memandang sinis sahabat-sahabat dekatmu. dia tidak menyukai orang-orang yang membuat perhatianmu jauh darinya. Dan yang paling tidak logis, dia melarangmu untuk ada didekat orang2 yang sebelumnya sangat dekat denganmu. Ketika kau beda pendapat dengannya, dia bahkan menuduhmu termakan agitasi seseorang. Emm... paling parahnya, dalam hidupmu seakan-akan hanya dia yang paling berhak menentukan harus melakukan apa, hidup yang seperti apa yang akan dijalani, ingin rumah yang bagaimana, ingin keluarga yang seperti apa. Seakan-akan kau tak ada, bahkan cita-citamu sbelum kau bertemu dia lenyap sketika. Angan2mu untuk berkeliling dunia misalnya dipatahkan hanya dengan adu argumen selama satu jam dengannya. Oh iya, ada satu hal yang cukup tidak logis, dia bisa saja melarangmu untuk jalan dengan teman priamu sementara kau tak tau dibelakangmu dia seperti apa? Is that fair enough?

Ini yang dimaksud knapa harus merubah. Padahal awalnya dia seakan-akan begitu menerima apa adanya. Bukankan menerima apa adanya berarti menerima masa lalu dan skarang, termasuk sifat, karakter caramu berpakaian, cara bicara, keluarga,teman dan sahabatmu. Lalu mengapa saat hubungan sudah terjalin dan komitmen telah dibuat smuanya berubah begitu saja. Tiba-tiba saja peraturan2 ada dan merubahmu menjadi orang lain. Menjadi seseorang yang 180 darajat berbeda dengan dirimu. Kalau hanya menjauhkanmu dari sahabat dekatmu itu belum seberapa. Lalu bagaimana kalau hubungan ini menjauhkanmu dari keluargamu, lalu kau akan pilih mana keluarga atau dia?

ini akan jauh lebih sulit jika keluargamu tidak menyukainya. jika dia memaksamu untuk memilih maka dengan berat hati kukatakan dia bukan yang terbaik. mengapa? ada banyak alasan mengapa aku berkata demikian.

1. Dia tidak cukup bijak dalam berpikir dan tidak cukup matang sebagai seorang pria. Keluarga adalah tempat pertama kali kau mengenal dunia. Ayah dan ibu adalah orang yang harus kau jaga perasaannya dan kau cari restunya. Mereka ber2 mengorbankan seluruh hidupnya untukmu. Apa tega jika harus menyakiti mereka berdua hanya untuk seseorang yang baru kau kenal selama beberapa tahun? Jika pria ini masih menginginkanmu memilih berarti dia tak bisa menghargai keluargamu. Dia cenderung akan menguasai dan memisahkanmu dari orang2 yang mencintaimu dengan tulus.
2.Setiap orang tua pasti punya alasan kuat knp dia tidak stuju dengan pria yang jadi pilihanmu. Apapun alasannya cobalah untuk pahami. Dan mungkin memang ada yang salah pada pria itu. Mungkin sedikit banyak cinta membuat penilaian kita menjadi tidak objektif dan lebih memihak pada orang yang kita cinta. Memang orang tua juga tidak selalu benar. Tapi satu hal yang benar, hubungan antara orang tua dan anak tidak akan terpisahkan sampai kita meninggal nanti. Namun hubungan dengan pria yang dicinta akan selesai jika kita putus atau bercerai ketika kau menikah nanti dengannya.
3 Pria yang kuat dan sabar tidak akan memaksamu untuk memilih. Melainkan menasehatimu untuk berpikir lebih jernih sambil berusaha untuk mendekati keluargamu. pria dewasa tau bahwa keluarga merupakan faktor penentu dalam hidupmu. dia sadar akan posisinya, bahwa dia orang baru dalam hidupmu. Dia akan menyesuaikan diri dan berusaha masuk dalam keluargamu agar diterima. Dan jika memang tidak ada restu dari orang tuamu, dia tidak akan mengajakmu kawin lari. Melainkan dia akan merelakan dan mengikhlaskanmu serta menyerahkan smuanya pada Yang Kuasa. Pria seperti ini patut untuk diperjuang.

Well, knp pria harus merubah wanita menjadi apa yg dia mau, bukan menjadi apa yang kalian mau dalam sebuah hubungan? Sampai skarang aku masih bingung mengapa harus wanita yang banyak berubah dan mengalah. Walau pada awalnya pria yang mengejar, menyanjung dan menyenangkan wanita?
Apakah ketika sebuah komitmen diikrarkan, hidup wanita pun harus diubah 180 derajat? Bahkan impian dan cita2nya harus diubah karena tuntutan penyesuaian diri sang pria? Lalu buat apa wanita sekolah tinggi2 jika ujung2nya impiannya hanya sebatas mimpi dan berganti dengan keinginan pria yang nantinya akan berkomitmen dengan sang wanita? Terkadang butuh waktu untuk merenung yang lama untuk saya ketika pertanyaan2 ini bermunculan satu persatu dikepala. 

Selasa, 19 Mei 2009

Rindu Membelenggu

Aduh..., ada apa denganku malam ini. Ketika video itu kembali terlintas dalam lcd otakku, gambar masa lalu kembali berputar. Aku merindukannya, teramat sangat rindu. Hingga bulu kuduk ini berdiri. Rindu yang membuat aku menggigil. Ku harap aku tidak sakit karena terlalu merindukannya.

Rindu yang memanggilku untuk untuk kembali lagi memeluk bayangnya. Melukis wajahnya dalam anganku. Memahat namanya dalam hatiku. Rindu yang entah kapan akan berlalu dan tidak kambuh lagi. Aku seperti pesakitan yang sedang kumat. Tapi tak tahu apa obat mujarab, selain bertemu dan memandang puas wajah sendunya. Hahh..... Ya Rabb, mudah2an ini bukan suatu halangan bagiku untuk tetap melangkah kedepan. Tak ingin lagi jalan ditempat. Karena hidup harus tetap berjalan dengan atau tanpa dia disampingku.