Selasa, 28 April 2009

kutelah sampai pada saat...

mungkin kisah ini telah aku akhiri, namun mengapa masih tak jua dapat kau terima kenyataan pahit kita tlah tak bersama. apakah harus kau rusak smua kenangan yang sebenarnya indah. haruskan aku membencimu baru kau puas? haruskah kukatakan bahwa tak pernah ada rasa cinta baru mau lepaskan aku dengan ihklas...

Senin, 20 April 2009

Ga selamanya sendiri itu sedih dan berdua itu bahagia

Selama ini aku berpikir sendiri itu menyedihkan, ternyata tidak juga . Mungkin saat aku sendiri aku kurang bisa menghargai waktu yang kumiliki untuk diriku sendiri.

Ketika aku berdua, aku merasa asing harus berbagi wilayah pribadiku dengan orang yang kuijinkan masuk dalam hidupku. Aneh memang, tapi sepertinya aku belum terbiasa membaginya dengan orang lain. Aku masih ingin menguasai diriku sendiri. Aku belum puas menikmati kebebasan itu.

Sampai pada akhirnya dengan berbagai dilema yang datang aku memutuskan untuk menjadikannya sebuah kenangan. Aku lelah dihujani aturan, aku lelah diubah, aku lelah menjadi dewasa, aku lelah mengerti tanpa pamrih, aku lelah memahami tanpa dipahami

Akhirnya:
Dihari ini smua berakhir sudah

Kita berpisah baik-baik saja

Jangan ingat hal yg membuatmu marah

Apalagi yang membuatmu kecewa

Kenangan indah, kenangan memiliki kesan dihati

Kenangan baik hanya yang membuat kita tersenyum saat kita mengingatnya

Ternyata kita sampai pada jalan yang berlainan arah

Ternyata kita harus memilih pada jalan yang terbaik untuk semua

Cukup banyak waktu yang kita habiskan

Semua tidak akan terbuang percuma

Lambaikan tangan biar pergi lebih mudah

Sungguh senang ku bisa kenal kamu...

Senin, 13 April 2009

Aku Mencari

Ternyata masih harus mengalah lagi, ternyata membatunya hati terkalahkan oleh tangis seorang bunda yang mengiba. Hati yang tadi sedingin es, mencair menjadi air dan mengalir menuruni lembah keangkuhan. Tak tega rasa hati membuat bunda menangis pilu menahan rasa sesal yang tak terperi. Harus bagaimana lagi, terpaksa ego kukesampingkan. Kabulkan pinta sang bunda untuk mengalah. Berusaha menerimanya kembali, mencintanya lagi, menyayangnya lagi. Tapi akan sampai dimanakah pengorbanan ini? Akan berapa lamakah jalan ini aku lalui? Akankah ada ujung dari sisi yang tak pasti. Adakah sebuah oase untuk ku beristirahat nanti, dibalik kelelahan yang menggelayut dihati. Yang aku sadari, aku masih disini melangkah sendiri, berusaha jalani apa yang aku mulai. Mungkinkah ini resiko yang harus aku tanggung seorang diri. Apakah ini resiko dari pilihan yang aku buat kemarin. Lelah hati tak bisa kujadikan alasan untuk berlari. Harus kuselesaikan ini hingga berakhir diujung nanti. Tuhan... katakan padaku jika Kau maafkan aku telah sakiti banyak hati, telah tumpahkan banyak air mata, telah membatu hati tanpa bisa disentuh lagi. Tuhan... katakan padaku telah kau sisipkan sebuah rencana indah dibalik semua sedih yang menderaku saat ini. Aku percaya akan akhir yang indah kan datang disaat lelahku sudah memuncak, akan ada sebuah kursi santai dan seseorang yang mempersilahkan aku duduk dengan secangkir teh dan setangkup makanan ringan.