Kamis, 13 November 2008

Mereka


Lama sudah aku lewati sisi-sisi hidup.

Bahagia dan sedih, susah dan senang, tangis dan tawa.

Teman datang dan pergi silih berganti.

Seperti musim yang terus berputar.

Namun kalian yang kusebut sahabat sejati tak beranjak dari sisi

Walau kini aku sendiri, namun kasih ini masih mengisi relung sepi dalam hati.

Nad, kamu seakan air yang tak pernah habis.

Sepanjang waktu kebersamaan kita kamu terus saja mengisi hati dan pikiranku dengan segala sesuatu yang positif.

Kau buat aku percaya, bahwa aku mampu melalui setiap fase hidupku.

Bahkan disaat terburukku sekalipun, kau ada dan menguatkan aku.

Kau oase ku nad, tempatku melepas penat lelahnya menantang dunia.

meski saat ini kita dipisah jarak namun kuyakin ikatan diantara kita tetap akan sama.

Terima kasih kau datang dan mengisi hidupku dengan hal-hal yang ajaib.

Kau membuatku percaya bahwa dalam setiap duka dihidupku kelak kutemukan bahagia dan kunikmati setiap kenangan itu dengan tawa saatku telah melewatinya.

Aku akan selalu merindukan kebersamaan kita, canda, tawa dan tangis yang kita bagi bersama selama 5 tahun terakhir adalah inspirasiku.

Me, tak pernah kubayangkan apa jadinya aku bila Allah SWT tak menghadirkanmu dalam perjalanan hidup yang kulalui dalam sepi dikota yang tak ramah itu.

Pertemuan kita sederhana namun membawa beribu makna dalam hidupku.

Aku sadar mungkin aneh bagimu pada awalnya, untuk menyadari keberadaanku.

Dengan segala keluh kesah yang kutumpahkan padamu dan kau hanya menanggapinya dengan sederhana dan aku rasa itu lebih dari cukup karena hanya itu yang kubutuhkan.

Mengenalmu adalah anugrah dalam 2 tahun penuh tekanan dan kesulitan melawan diri sendiri dan melawan lingkungan yang tak bersahabat dengan orang sepertiku.

Mungkin bagi sebagian orang sulit menerima perangaimu dan kata “konyol”mu, ha ha ha ha...

Tapi bagiku kau adalah hiburan yang selalu ada.

Setiap masalah yang kau hadapi adalah ladang pelajaran untukku.

Setiap pemikiran-pemikiran anehmu adalah rekreasi pikiranku.

Ide-ide ajaib yang kadang tak kupikirkan kadang terlontar dari mulutmu.

Ketidakpedulianmu adalah usahaku untuk lebih memahami.

Me, maafkan jika selama ini sebagai seseorang yang berusaha menjadi sahabatmu aku tidaklah cukup mampu membuatmu nyaman akan keberadaanku.

Maafkan setiap kata dan perbuatan yang sering menyinggung atau mengganggu wilayah pribadimu. Maafkan jika aku lancang dan terlalu dalam menyusuri wilayah pribadimu. Teguran darimu selalu kuharapkan, kritikan darimu melegakanku. Karena dari itu semua aku tahu kau masih perduli padaku.

Ingat saat kuberbagi cerita denganmu tentang cintaku pada ka, kau menangis. Sejujurnya saat itu aku lah yang ingin menangis sejadi-jadinya karena akhir mimpi indahku telah tiba. Namun tak tahu kenapa kau menangis sedangkan aku tertawa.

Terima kasih me, terima kasih untuk selalu ada dalam setiap dukaku. Kata orang sahabat selalu ada dalam suka dan duka. Namun kau lebih sering ada dalam dukaku.

Maka aku akan coba untuk lebih banyak memperlihatkan sukaku padamu. Biar adil he he he he.....

Thanks for still being miracle in my life... dont ever change please!!!

Mel, adik sekaligus sahabat yang manja.

Kau ajarkan aku bagaimana seharusnya menjadi seorang kakak yang baik.

Melalui kemanjaanmu aku tahu kau membutuhkan aku.

Itu cukup membuatku tersanjung.

Meski kita telah sekian lama terpisah jarak, namun hubungan baik kita tak pernah berubah.

Kau masih seperti yang dulu, manja dan selalu ingin ku perhatikan.

Kau yang pertama kali ajarkan aku untuk mempercayai persahabatan.

Kala itu aku merasa kesendirianku sudah cukup untuk mengisi hidupku.

Namun kau datang dan ajarkan semua padaku.

Terima kasih telah menghias 8 tahun terakhir hidupku dengan persahabatan kita.

Terima kasih telah datang dalam hidupku.

Kak, mungkin ini sudah beberapa kali ku ucapkan.

Kau adalah sahabat sekaligus kakak yang baru aku miliki ketika aku menginjakkan kaki di kota penuh kenangan, yogyakarta.

Dalam perjalanan 3 tahun diawal pelajaran mandiriku, kau membawa banyak perubahan dalam hidupku.

Aku tahu, sebagai seorang adik mungkin aku terlalu banyak menuntut dan sering ku buat kau kesal.

Mungkin aku bukan adik dan sahabat yang cukup layak untukmu, namun setidaknya aku berusaha untuk itu.

Maafkan jika ku sering lancang melancarkan kritik tanpa kau minta dan mungkin itu menyakitkan untukmu.

Namun aku lebih senang kau tahu dari mulutku daripada dari mulut orang lain.

Aku sayang kau kak, terima kasih telah wujudkan impianku memiliki seorang kakak.

Terima kasih telah mengisi hari-hari kita dengan berbagai nasehat yang tak pernah aku dapatkan dari orang lain. Terima kasih telah menerimaku dalam hidupmu.

Terima kasih telah mendengarkanku meski kau lelah dengan keluh kesahku.

Terima kasih untuk semuanya, tetaplah menjadi kakakku...

Ka, kau lelaki terbaik yang hanya bisa kumiliki dalam kenanganku.

Lelaki yang kuyakin tak akan mungkin aku lupa dalam hidupku.

Lelaki pertama yang membuatku merasa dibutuhkan.

Lelaki pertama yang membuatku tak henti tersenyum selama seminggu setelah sekali bertemu denganmu meski hanya sekali dalam sebulan.

Lelaki yang mampu membuatku tersenyum meski hanya bayanganmu saja yang muncul dalam setiap mimpiku

Lelaki pertama yang mampu membuatku mencinta sepenuh hati tanpa memperdulikan logika.

Lelaki yang kadang autis dan lebih suka berdiam dalam dunia unikmu seorang diri.

Lelaki yang terlalu indah untuk dinilai hanya dari covermu saja.

Lelaki yang mampu membuatku kembali tersenyum bahagia walau saat itu kau sakiti aku.

Ka, terima kasih telah membuatku dapat merasakan cinta yang begitu besar dalam hatiku.

Terima kasih telah ajarkan aku cara mengerti dirimu.

Terima kasih telah berikan setahun penuh kenangan indah berada didekatmu.

Terima kasih telah ajarkan aku menjadi wanita seperti yang aku mau bukan seperti yang kau mau.

Terima kasih telah tunjukkan aku bahwa masih ada cinta untuk orang seperti aku.

Terima kasih telah biarkan aku miliki kenangan indah ini tanpa cela.

Terima kasih telah bawa keindahan dalam hidupku.

Terima kasih telah buatku merasa cukup berharga untuk dimiliki dan memiliki.

Terima kasih, terima kasih, terima kasih dan tak akan pernah cukup kata untuk melukiskan betapa aku sangat menyayangimu saat ini dan entah sampai kapan.

Hanya waktu yang mampu memutuskannya ka

Can i just love you without thingking when its will be over? Couse until now nobody can touch my heart like you did.